^Welcome to Tenry Blog^

Senin, 28 November 2011

si suara merdu (Greyson Chance)


JAKARTA - Rabu, 23 November lalu, Greyson Chance, 14, idola remaja baru dari Witchita Falls, Texas, AS, mengadakan konser mini di Hard Rock Cafe, Jakarta Pusat. Dia datang untuk mempromosikan album perdananya, Hold On "till the Night.

Esoknya (24/11) di Hotel Intercontinental Jakarta Midplaza, Sudirman, Jakarta Pusat, Jawa Pos berkesempatan untuk ngobrol dengan cowok imut tersebut. Di ruang Lotus 5 Jawa Pos menunggu kedatangan Chance. Sekitar pukul 13.00 dia masuk ke ruang tersebut. Apa yang diperlihatkan cowok yang memiliki nama lengkap Greyson Michael Chance tersebut membuat terpana.

Setelah masuk, Chance tidak berucap hai, lalu duduk di kursinya. Dia superramah. Dia menghampiri para reporter dan menyalami semua orang ada di ruang tersebut. Termasuk para fotografer yang berdiri belakang. "Hi, hello. I"m Greyson. Nice to meet you," katanya dengan ramah seraya tersenyum.

Chance mengatakan itu setiap kali bersalaman. Jadi, dia berjalan mengelilingi ruang untuk bersalaman dengan setiap orang. Setelah semua disalami, baru dia duduk di kursinya. "Ow" somebody is old school," katanya sambil memegang tape recorder milik salah seorang reporter.

Di meja wartawan memang meletakkan perekam suara. Ada yang menggunakan BlackBerry. Ada juga yang menggunakan perekam suara masa kini yang bentuknya tipis dan handy. Nah, ada satu perekam dengan model jadul dan masih menggunakan kaset. Itu yang menarik perhatian pelantun Waiting Outside the Lines tersebut. "I like that," katanya lagi.

Chance lantas menceritakan hari-harinya selama berada di Jakarta. Setelah tampil di showcase dan melihat langsung reaksi para penggemar, dia cukup terkejut. "Showcase kemarin sangat fantastis. Ramai sekali. Banyak sekali fans yang menonton. Mereka rela berdesak-desakan. Semua berteriak. Saya ikut merasakan histeria mereka. Saya kan belum pernah ke sini," terangnya.

Semua yang terjadi pada Chance bermula dari video di YouTube. Video yang di-posting pada April 2010 itu memperlihatkan dia saat menyanyi Paparazzi milik Lady Gaga sambil bermain piano. Waktu itu dia tampil di choir event di tempat tinggalnya, Oklahoma.

Video tersebut lantas ditonton lebih dari 40 juta orang sampai sekarang. Salah satu yang menonton adalah produser talk show The Ellen DeGeneres Show. Selanjutnya, Chance tampil di acara itu.

Video Paparazzi tersebut membuka banyak pintu kesempatan bagi penyuka masakan Meksiko itu. Beberapa minggu setelah kemunculan keduanya di The Ellen DeGeneres Show, Chance diumumkan menjadi artis pertama di label barunya, eleveneleven. Selanjutnya, album pertamanya dirilis. Dia menjadi terkenal di mana-mana.

"Semua terjadi karena Ellen. Tanpa dia, tidak mungkin semua ini bisa terjadi. Dia sangat men-support saya dan musik saya dari awal. Well, saya tidak pernah memprediksi sebelumnya. Berharap sih pernah, tetapi saya tidak menyangka bahwa semua ini benar-benar terjadi," ungkapnya.

Ketika ditanya apa yang akan dilakukan jika tidak menjadi penyanyi, dia bingung menjawab. "Jadi apa ya kalau sekarang tidak jadi penyanyi? Jadi anak biasa seperti yang lain atau jadi fotografer saja. Sepertinya, itu cool," katanya, lantas tertawa.

Chance mulai bermain piano sejak berumur delapan tahun. Dalam album debutnya dia tidak hanya menyanyi. Dia juga ikut menulis lagu. Tujuh di antara sebelas di album tersebut ditulis Chance. Hal tersebut tidak biasa dilakukan penyanyi remaja.

"Saya memang menulis banyak lagu di album. Saya juga bekerja sama dengan penulis lagu lainnya. Saya ingin kerja keras ini juga ikut dirasakan dan didengar oleh penggemar. Saya membuat lagu-lagu ini dari hati," terangnya.

Chance menuturkan bahwa inspirasi bisa datang dari mana saja. "Ada yang terinspirasi dari teman, tempat yang saya kunjungi, kehidupan sehari-hari, serta perasaan saat sedang marah dan senang. Dari mana saja," terangnya. Awalnya, Chance merasa aneh saat mengikuti proses pembuatan lagu. Kadang, dia harus berada di studio tiga jam, bahkan sampai 14 jam.

"Ternyata, proses membuat sebuah lagu bermacam-macam. Kadang, satu lagu bisa selesai dengan cepat dan mudah. Tetapi, ada juga yang selesai lama, seperti Running Away. Itu lagu dengan proses paling lama, enam bulan. Yang paling menantang, menurut saya, adalah membuat diri menjadi disiplin. Saya harus tahu apa yang dilakukan dan harus menyelesaikannya dengan cepat," paparnya. (jan/c12/ayi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar